Bulan maret kemaren anak-anak kelas 7 dan 8 pergi ke Batu untuk studi di alam nyata didampingi oleh semua guru dan Mr. Lucky.
Perjalanan menyenangkan berakhir ketika kami menyadari bahwa kami kemari bukan untuk berekreasi namun untuk belajar tentang bercocok tanam,membikin keripik,melayani dan lain sebagainya.
Meskipun kami masih pengen mainan seperti anak kecil tapi kami tetap setia dan taat sama tugas yang diberikan guru. Mulai melayani nenek-nenek sampai bercocok tanam di tengah hujan.
Kami senang sih karena tidak belajar dalam suasana yang formal dan membosankan.
Kami sempat juga ke sekolah SMK yang mengajari kami membuat keripik apel dan variannya.
Hari terakhir kami ke Selecta dan kami bermain cemplung-cemplungan. Setelah itu kami makan bakso. Dan setelah itu kami pulang Surabaya lewat Lapindo.Macet buanget.
Andre ini lagi ngapain yach ? Mungkin nyari semut buat snack pas istirahat. Atau lagi nyari inspirasi buat tugas ipa kemaren. Tunggu jawabannya di posting berikutnya.
Andre the Backbonez ini adalah seorang artist yang cukup produktif. Nggak saja bisa Corel dia kini udah mulai menguasai 3 ds max. Karya-karyanya banyak tersebar di galeri-nya di www.deviantart.com
Nantikan juga kisah kami berikutnya : JEFO akan memerankan bapak yang tidak bisa mendidik anaknya sehingga anaknya tidak naik kelas semua.
Habis merayap ke swalayan Spidey pulang ke rumah
"Wah ternyata anda fragile"
Fren, ada gossip terbaru lho. Seorang cewek yaaang....yah lumayan lagi ngebet ama cowok keren dari lantai III. Tiap siang pas istir 1 dan 2 doi nih mesti ngacir ke lantai 3.
Sapa sih yang dicari ?
Doi selalu tersenyum-senyum sendiri kalo ada di lantai ini. Luar biasa!!!
Sementara itu si cowok selalu gak kelihatan batang hidungnya. Rupanya cintanya belum klop banget. Masak gak ketemu terus sudah setahun. Si ST bisa merana sampe kurus nanti.
Ce Ha respon dong. Si ST setia menantimu di Netcafe. Tapi ..lumayanlah pas Ultah kemaren si CH ngasih ucapan mesra lho. Ceileeee.
ST sampe hari ini terus tersenyum sendiri. Kasihan yaaaa.
Liburan kemarin Miss Rachel dan keluarganya tak menyia-nyiakan waktunya dan segera bergegas pulang kampung, yakni ke Semarang sebuah kota di pesisir pantai utara pulau Jawa.
Selama beberapa hari di Semarang beliau menyempatkan diri untuk mencoba ketangguhan nyaliya dengan mengunjungi sebuah tempat yang terkenal dengan keangkerannya. Yakni Lawang Sewu, sebuah tempat bersejarah yang masih berdiri megah hingga kini.
Apalagi saat Miss Rachel turun ke lantai bawah. Dimana terdapat tempat pembantaian para pejuang kemerdekaan Indonesia oleh Jepang.
Gedung megah ini saat ini sedang berusaha di nego oleh pihak swasta untuk dijadikan hotel namun PJKA tidak mau melepaskan hak guna bangunan Cagar budaya ini.
Menurut saya Miss Rachel adalah guru yang paling berani. Meski tubuhnya tidak besar namun nyalinya besar seperti badan pak Sahetapy.
Anak kelas 5 walau masih sulit menerima kekalahan kelas mereka masing-masing namun secara serentak mereka lebih mendukung juara tunggal yaitu kelas 5B untuk melenggang ke arena pertandingan.
Andalan mereka adalah Yoshua,Therry,dan Raymond. Dalam beberapa kali bertanding team 5B tak tertandingi kehebatannya. Point-point utama telah mereka kantongi untuk bertarung melawan tim kelas 6 yang lumayan tangguh juga.
Beberapa keputusan Mr. Hendra Silitonga selaku manajer pertandingan merangkap juri dan wasit dianggap tidak adil bagi kelas yang kalah. Ketika dikonfirmasi kepada yang bersangkutan tentang protes tersebut Mr. Hendra berkata "Sabar,sabar,sabar........" katanya menentramkan hati para pemrotes.
Para pendukung mengolok-olok kelas 6 saat tidak mampu memasukkan bola. Tapi hebat juga Jefferson,Wisaka dan Cicilia meski mereka dari kelas yang berbeda tapi merupakan tim yang kompak. Serangan dan ketenangan mereka membuat kelas 5 emosional juga. Mereka takut kehilangan bola sehingga cenderung ceroboh saat melakukan shooting. Begitu terima bola mereka langsung tembakkan ke ring.Tentu saja susah masuknya.
Therry nampaknya yang paling terbawa emosi, beberapa kesempatan emasnya lolos karena tembakkannya terlalu terburu-buru.
Lihat saja wajahnya yang merah padam. Joshua pun yang biasanya paling tenang nampak seperti dikejar setan. Tembakannya kurang akurat dibanding ketika melawan kelas 5 sendiri.
Kelas 6 punya serangan yang cukup terkoordinasi juga. Meski beberapa kali mereka tabrakan dan tubrukan sesama pemain namun kemenangan tetap menjadi milik mereka meski tipis yakni 6-5.
Minggu ini adalah minggu menegangkan buat para peserta lomba Actstravaganza Piano. Mr. Eben selaku pemimpin project sekaligus algojo dan dibantu oleh Komentator Mr. Sophian melakukan seleksi yang cukup sulit. Beberapa peserta protes karena yang dipakai bukan piano sungguhan tapi keyboard yang hanya memiliki jumlah tuts terbatas.Stephanie pun dengan berani mengusulkan agar Mr. Eben pinjam Piano miliknya.
Giliran sang maestro beraksi penonton dan juri dibuat terkesima. Doi maen gak liat kita sama sekali (ya jelas donk) karena konsen bener ma notasi di otaknya.
tangannya lincah sekali hingga rasanya seluruh ruangan terisi penuh oleh nada-nada yang mainkannya, maksudnya gak ada lowongnya begitu. Siapa dia ?
Anaknya pendiam,nggak banyak bicara,kurus,tinggi,rambut pendek,murah senyum,suka berlari,sahabat Indah sejak kecil.Tebak dan kirimkan jawabannya ke Indahsiar. Dan tunggu kejutan berikutnya dari Indah!
Kami para juri dibuat kagum oleh kelincahan jemarinya di atas tuts piano. Rasanya dia gak pantas jadi peserta tapi pantesnya jadi guru gitu.
Sabtu tadi jam 8-12.00 mereka memasuki babak final. Tapi ada kendala yang terjadi karena piano milik SD lebih tidak layak untuk lomba piano karena tutsnya pendek dan terbatas. Yaaaah....